Kisah Perjalanan Bripka Rifa Jadi Pasukan Misi Perdamaian PBB di Minustah
Batam,- Mengemban tugas sebagai Indonesian Peace Keeper merupakan tantangan yang luar biasa bagi setiap anggota Polri yang berkesempatan berrgabung dalam misi perdamaian PBB.
Saat ini Polri sedang melakukan upaya pengembangan kontribusi pada misi perdamaian PBB, bukan hanya FPU (Form Police Unit) saja namun Polri juga mengirimkan IPO (Individual Police Officer) ke tiga misi PBB yakni UNAMID (United Mission In Darfur), UNMISS (United Mission In South Sudan) dan MINUSTAH (United Nation Stabilization Mission in Haiti).
Berkesempatan mengikuti Dikjur Tourism Police pada tahun 2012 mengantarkan Bripka Rifa Caroliana , SH,SS perwakilan Polwan Polda Kepri beserta 13 perwakilan personil lainnya yang dipimpin oleh Komandan Kontigen AKBP Dian Nugraha, SIK kedalam Misi Perdamaian PBB di Minustah pada tanggal 17 September 2016 lalu.
MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour Stabilisation en Haiti) dibentuk oleh resolusi Dewan Keamanan 1542 tanggal 30 April 2004 untuk mendukung Pemerintah Transisi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan stabil.
Adapun tugas Indonesian Peace Keeper pada misi perdamaian PBB di Minustah meliputi :
- membantu pemantauan restrukturisasi dan reformasi Kepolisian Nasional Haiti
- membantu program Disarmament Demobilisation and Reintegration (DDR) yang komprehensif dan berkelanjutan
- membantu pemulihan dan pemeliharaan aturan hukum, keamanan dan ketertiban umum di Haiti, melindungi personil PBB, fasilitas, instalasi dan peralatan dan untuk melindungi warga sipil di bawah ancaman kekerasan fisik guna mendukung proses konstitusional dan politik
- membantu dalam mengatur, pemantauan, dan melaksanakan pemilihan daerah, parlemen dan presiden yang bebas dan adil
- mendukung Pemerintah Transisi serta lembaga-lembaga hak asasi manusia Haiti dan kelompok dalam upaya mereka untuk memajukan dan melindungi hak asasi manusia; dan untuk memantau dan melaporkan situasi hak asasi manusia di negara itu.
Dalam Perjalanan mengikuti proses yang panjang sehingga bisa masuk kedalam United Nation Police Community, Bripka Rifa mengatakan bagaimana pengalamannya sehingga bisa bergabung dalam misi di Minustah.
Berkesempatan mengikuiti Dikjur Tourism Police pada tahun 2012, dengan data yang dikirimkan oleh Sebasa Polri kepada Divisi Hubungan Internasional, Bripka Rifa terpilih dan dipanggil untuk mengikuti rangkaian pelatihan Pre United Nation pada akhir tahun 2013.
Setelah itu Polri meberikan pelatihan lanjutan khusus di bidang bahasa Inggris dan bahasa Prancis selama kurang lebih 3 bulan di Sebasa Polri yang terletak di Cipinang Jakarta Timur. Kemudian pada pertengahan Tahun 2014 Bripka Rifa dipanggil kembali untuk mengikuti Pelatihan gabungan dengan Polki tahap akhir sebelum saat Exam yang dilaksanakan kurang lebih 3 minggu di Puslat Multi Fungsi Cikeas-Bogor.
“Pelatihan yang kami terima tidak hanya pelatihan terfokus pada bahasa saja namun kami juga mengikuti latihan menembak dan mengemudi. Sampai pada akhirnya kami mengiukuti real United Nation SAAT Exam pada tanggal 2015,”ungkap Rifa.
Setelah dinyatakan lulus dalam UN SAAT Exam Bripka Rifa juga harus mengikuti beberapa test dari Polri meliputi Kesehatan, Psikology, dan Jasmani. Bripka Rifa beserta 29 calon IPO lainnya diberikan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan di bidang Bahasa Prancis dengan sertifikasi DELF A2 di IFI (Institus Francais Indonesia) yang bertempat di Jl. Wijaya I Jakarta Selatan. Setelah melewati semua rangkaian test dan pelatihan Bripka Rifapun dikembalikan ke wilayah kesatuan sambil menunggu panggilan (Deployment).
TR pemanggilan untuk mengikuti Pre Deployment Tranning di Puslat Multi Fungsi Cikeas-Bogor diterima Bripka Rifa dan pada tanggal 16 September 2016 Bripka Rifa dan rekannya diberangkatkan dan dilepas menuju Haiti oleh Karo Misinter Hubungan Internasional Polri.
Rasa bahagia dan harupun bergejolak di dalam hati dan pikiran Polwan yang sudah berkeluarga ini, Sebagai istri sekaligus Ibu Bripka Rifa harus rela meninggalkan suami, anak dan keluarga yang dicintainya demi melaksanakan tugas mulia ini.
Memulai aktifitas pertamanya di Minustah, Bripka Rifa berkesempatan bertugas pada South Departement Les Cayes dimana Les Cayes adalah salah satu region atau provinsi terbesar dan dikenal karena keindahan alamnya. Sekitar 5 jam ditempuh melalui jalan darat dan 40 menit melalu UN flight (helicopter).
Banyak pengalaman yang Bripka Rifa peroleh selama bertugas disana, satu minggu setelah Bripka Rifa tiba di Les Cayes, Bencana alampun tak dapat dihindari. Hurricane Mathew (Badai Matthew) terbesar setelah tahun 2010 silam terjadi. Ribuan korban jiwa, bangunan, rumah masyarakat, ternak, ladang dilululantahkan dalam sekejap. Bantuan dari berbagai negara pun berdatangan
“Ketakuatan yang luar biasa tentunya yang saya rasakan pada saat itu namun puji Tuhan saya selamat dan dapat melanjutkan tugas dan misi saya , dan disinilah saat nya kami sebagai Indonesian Peace Keeper memberikan segenap tenaga, hati dan pikiran kami kepada masyarakat Haiti dan membantu Polisi Local (HNP),”tutur Ibu dari satu orang anak ini.
Menjadi rekan kerja sekaligus mentor bagi Polisi Lokal adalah tugas pokok Indonesian Peace Keeper . Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Peace Keeper tidak pernah lepas dari komunikasi dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Prancis yang tentunya membutuhkan pemahaman akan pentingnya memperhatikan dan menghargai perbedaan-perbedaan kultur yang dapat menimbulkan resiko yang fatal seperti ketidak nyamanan dalam berkomunikasi dan kesalah pahaman.
Setiap tiga bulan tiap kontingen di beri kesempatan untuk melaksanakan Contingent Meeting yang dianggap penting untuk menjaga silahturahmi anggota kontingen yang bertugas di wilayah berbeda serta berbagi informasi mengenai perkembangan situasi di wilayah misi.
Biasanya Contingent Meeting dilaksanakan di Port Au Prince ibu kota Haiti. Sampai saat ini Kontingen melaksanakan 2 kali Contingent yaitu pertama dilaksanakan pada bulan November 2016 bertempat di Delta Camp Main HQ MInustah yang dihadiri oleh Karo Misinter Div Hubinter Polri Brigjend Pol Jhonny Asadoma dan Kompolnas. Sedangkan kontingen yang kedua kami laksanakan pada bulan Mei 2017 yang di pimpin oleh Komandan kontingen AKBP Dian Nugraha, SIK bertempat di Hotel De Cameroon Haiti.
Lima bulan melaksanakan tugas di Les Cayes dengan melewati event besat seperti; Hurricane Mathew, First election dan Second election dan Haiti National Carnaval. Berbagai posisi dan unit kerjaBripka Rifa terima. Kemudian Bripka Rifa menerima Redeployment (Mutasi) ke West Departement yang terletak di Port Au Prince ibu kota negara Haiti.
“Saat itu saya ditugaskan di Equipe Mobile yang mana tugas kami adalah memonitor perkembangan situasi di tiap-tiap IDP Camp yang terdapat di Port Au Prince,”Tutur Bripka Rifa.
Satu bulan melaksanakan tugas pada West Department kemudian Bripka Rifa mendapatkan promosi untuk bertugas di Minustah Main Head Quarter.
Bertugas sebagai Record Management Officer/Data Base pada Support Pillar/Personnel Management Section/Main HQ. Mengupdate data UNPOL dan FPU, Contingent Meeting and Medal Parade Arrangement, dan system archiving pada Minustah police component adalah menjadi tugas poko saya sebagai Record Management Officer.
Pada tanggal 09 September 2017 Kontingen Indonesia pun mendapatkan piagam penghargaan atas dedikasi dan pelaksanaan tugas pada misi di MINUSTAH, pada upacara Medal Parade yang dilaksanakan di Log Base, Port Au Prince Haiti.
sumber : Tribratanews.kepri.polri.go.id
from Bhayangkara Tanjungpinang http://ift.tt/2losNiz
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar